Mega Rahayu_ NHW#5

BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR MIIP BATCH #4 SESI #5 
 
Menuntut Ilmu bukan hanya saat sekolah,  tetapi dapat dilakukan sepanjang hayat kita 
(Tim MIIP) 
   
 Dalam materi ke #5 kali ini, kita belajar tentang FORMULA mengenai belajar bagaimana caranya belajar. Nah lho, bingung ya?. Awalnya sih iya. Materi ke-5 ini memang menuntut kita untuk belajar mandiri, menciptakan desain pembelajaran sendiri yang nantinya diterapkan di rumah masing-masing. Mengapa harus sendiri? Jawabannya karena Design Pembelajaran yang sukses diterapkan di sebuah rumah, belum tentu akan sukses diterapkan di rumah yang lain. Karena pada dasarnya, untuk membentuk sebuah design pembelajaran, kita harus melihat faktor utama dan faktor pendukungnya dulu, lalu kita tuangkan formulanya agar bisa pas diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.  
   
 
Baiklah, saya akan mencoba menuangkan salah satu ikhtiar saya dalam membuat design pembelajaran. 
Design Pembelajaran 
 
Apa itu Design Pembelajaran? 
Wikipedia mengatakan bahwa Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuanpembelajaran, dan merancang "perlakuan" berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas. Hasil dari pembelajaran ini dapat diamati secara langsung dan dapat diukur secara ilmiah atau benar-benar tersembunyi dan hanya berupa asumsi. 
Baiklah, sebelum menentukan design pembelajaran yang akan digunakan di rumah. Kita harus paham dulu dengan apa yang dimaksud design pembelajaran. Seperti yang tertulis di atas design pembelajaran adalah proses pembelajaran yang dillakukan guru dan murid didalam kelas untuk meembantu keefektivitasan pentransferan ilmu pengetahuan. Intinya adalah, jika seorang guru ingin berhasil memberikan ilmu kepada peserta didiknya, guru tersebut harus mendesign, merancang sedemikian rupa kegiatan apa saja yang akan mendukung keberhasilan agar ilmu tersebut diserap oleh peserta didik. Begitu juga di dalam rumah, analoginya adalah kita orang tua sebagai guru dan anak sebagai murid. Sebagai orang tua kita harus cenderung lebih berusaha keras untuk memikirkan formula pas dalam mendesign pembelajaran tentang hidup yang sejatinya akan diserap diterapkan dilakukan oleh anak. Ketika saya dan suami merenungkan hal ini, kita memikirkan bahwa hal terpenting yang harus dimiliki oleh anak kami adalah keerdasan emosional. Disamping kecerdasan IQ. Karena dengan memupuk hal tersebut, anak akan bertumbuh menjadi pribadi yang bersahaja, rendah hati, dan berbudi pekerti. 
Hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah penanaman budi pekerti. Pendidikan budi pekerti memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. (https://siapapuninginmenujukesuksesan.blogspot.co.id/2013/09/pendekatan-dan-strategi-budipekerti.html?m=1). 
 
 
Dengan beberapa pendekatan yakni : 
1.     Pendekatan Penanaman Nilai 
Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach) adalah suatu pendekatan yang memberi 
penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam diri anak. Kami akan mencoba memberikan teladan pada anak contohnya dengan melakukan hal baik secara nyata. Dalam segi religius diajarkan kewajiban sebagai muslim,  menegakkan shalat, menagajarkan iqra, berdoa, dll. Bukan hanya secara teoritis saja, tetapi harus juga dengan esensi nya. Alasannya apa sih harus sepeeti itu. Kita coba ungkapkan.  Segi sosialitas seperti belajar memberi, bersosialisasi dengan orang di sekitar, mengajarkan hormat menghormati dengan bahasa santun. Dll. Segi gender, keadilan, demokrasi, daya juang, demokrasi, kejujuran, kemandirian, tanggung jawab, penghargaan terhadap lingkungan alam, dll. 
2. Pendekatan Perkembanagan Moral Kognitif ( Cognitive Moral Development  Approach) 
Pendekatan ini mengkajikan pada berbagai ungkapan dan pemikiran moral. Guru dapat mengarahkan anak dalam menerapkan proses pemikiran moral melalui diskusi masalah moral sehingga peserta didik dapat membuat keputusan tentang pendapat moral, yaitu takut hukuman , menuruti dan mentaati otoritas, berbuat untuk kebaikan orang banyak, bertindak sesuai dengan prisip-prinsip etika yang universal.  
Kalau diterapkan di rumah, mengajarkan anak mengenai konsekwensi yang didapat jika melakukan sesuatu hal. Ada positif dan negatif. Contoh jika anak buang sampah pada tempatnya anak dapat poin bintang lalu poin bintang tersebut bisa ditukarkan jika sudah banyak dan dia bisa memilih mau ditukarkan dengan apa.  
3. Pendekatan Analisis Nilai 
             Pendekatan analisis nilai menekankan agar peserta didik dapat menggunakan kemampuan berpikir logis dan ilmiah dalam menganalisis masalah sosial yang berhubungan dengan nilai tertentu. 
4. Pendekatan Klarifikasi Nilai 
                 Tujuan pendidikan nilai menurut pendekatan ini ada tiga. Pertama membantu peserta didik untuk menyadari dan mengidentifikasi nilai-nilai mereka sendiri dan nilai-nilai orang lain; kedua, membantu peserta didik agar mereka mampu berkomunikasi secara terbuka dan jujur kepada orang lain tentang nilai-nilainya sendiri; ketiga yaitu membantu peserta didik dalam menggunakan kemampuan berpikir rasional dan emosional dalam menilai perasaan, nilai dan tingkah laku mereka sendiri.   
5. Pendekatan Pembelajaran Berbuat (action Learning Approach) 
Pendekatan pembelajaran berbuat (action learning approach) memberi penekanan pada usaha memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatan-perbuatan moral, baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama dalam suatu kelompok. 
Pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik seperti pada pendekatan analisis dan klarifikasi nilai. Selain itu pendekatan ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan sosial serta mendorong peserta didik untuk melihat diri sendiri sebagai makhluk yang senantiasa berinteraksi dalam kehidupan bermasyarakat. Cara yang dapat digunakan dalam pendekatan ini adalah metode proyek kegiatan di sekolah, hubungan antar pribadi, dan praktik hidup  bermasyarakatdan berorganisasi. 
(https://siapapuninginmenujukesuksesan.blogspot.co.id/2013/09/pendekatan-dan-strategi-budipekerti.html?m=1). 
 
Pada dasarnya design pembelajaran yang ditanamkan adalah design pembelajaran penumbuhan budi pekerti. Karena hal tersebut harus dibentuk dari dalam rumah terlebih dahulu selanjutnya anak akan bisa menyesuaikan dengan lingkungan. Kami tidak akan merasa khawatir karena jika telah panceg budi pekertinya. Anak akan menjadi pribadi yang santun dan berjiwa sosial.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diajar Basa Sunda (Basic)

RPP BASA SUNDA KELAS X ABAD 21 (PANGAJARAN 1 TERJEMAHAN)

RPP BASA SUNDA ABAD 21 KELAS X (PANGAJARAN DONGENG)