RPP BASA SUNDA KELAS X ABAD 21 (PANGAJARAN 1 TERJEMAHAN)
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah
|
:
|
SMA Negeri 9 Bandung
|
Mata Pelajaran
|
:
|
Bahasa Sunda
|
Kelas / Semester
|
:
|
X/ Ganjil
|
Materi Pokok/ Tema
|
:
|
Terjemahan
|
Alokasi Waktu
|
:
|
4 JP (2x
Pertemuan)
|
A.
Kompetensi Inti (KI)
KI 1 dan KI 2
1.
Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya.
2.
Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta
tanah air.
KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis
dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang (a) ilmu pengetahuan, (b) teknologi, (c) seni, (d) budaya, dan
(e) humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4. Menunjukkan keterampilan menalar,
mengolah, dan menyaji secara (a) efektif, (b) kreatif, (c) produktif, (d)
kritis, (e) mandiri, (f) kolaboratif, (g) komunikatif, dan (h) solutif, dalam
ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah, serta mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan.
B.
Kompetensi
Dasar dan Indikator
Kompetensi
Dasar
|
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
10.3.1 Menganalisis,
Mengidentifikasi, dan memahami teks TERJEMAHAN sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
|
10.3.1.1Mengamati TERJEMAHAN melalui kegiatan menyimak
atau membaca.
10.3.1.2 Membandingkan berbagai tulisan hasil TERJEMAHAN.
10.3.1.3 Menyebutkan langkah-langkah
menyusun Terjemahan dengan benar.
10.3.1.4 Menyimpulkan kaidah-kaidah
yang terkait dalam TERJEMAHAN.
|
10.4.1 Memproduksi
teks Terjemahan secara lisan dan tulisan dari Bahasa Sunda ke Bahasa lainnya
atau sebaliknya dengan meperhatikan kaidah-kidahnya.
|
10.4.1.1 Menterjemahkan kata, kalimat, dan paragraf
pendek dari Bahasa Sunda ke dalam Bahasa Indonesia dengan memperhatikan
kaidah-kaidahnya.
10.4.1.2 Menyunting dan memperbaiki teks Terjemahannya
10.4.1.3 Membacakan Terjemahan yang dibuat.
|
C.
Tujuan
Pembelajaran
Setelah proses kegiatan pembelajaran TERJEMAHAN selesai, peserta didik diharapkan mampu
mengamati, menganalisis, menyimpulkan TERJEMAHAN melalui kegiatan menyimak atau
membaca dan menterjemahkan kata, kalimat dan paragraf pendek dari Bahasa Sunda
ke dalam Bahasa Indonesia atau sebaliknya dengan memperhatikan
kaidah-kaidahnya, serta menyunting dan membacakan TERJEMAHAN yang dibuat dengan
tepat.
D.
Materi
Pembelajaran (Fakta, Konsep, Prinsip, Prosedur)
1. Fakta
:
a.
Sajian
teks TERJEMAHAN
2. Konsep
:
Medar
Tarjamahan
Tarjamahan
téh nyaéta karya hasil narjamahkeun tina basa séjén. Istilah séjén sok aya nu
nyebut alih basa.Prosés narjamahkeun, boh karya ilmiah boh karya (sastra)
biasana diusahakeun sangkan papak pisan jeung aslina. Pangpangna dina karya
sastra, kagiatan narjamahkeun téh lian ti mertahankeun segi-segi séjénna, anu
pangutamana téh dina segi basana (gaya basa, pilihan kecap, ungkara, jsté.)
jeung kualitas senina.
3.
Prinsip :
Ajip Rosidi (kurang leuwih taun 80-an) kungsi
midangkeun artikel nu nétélakeun yén tarjamahan téh kudu "geulis"
jeung "satia". Geulis maksudna kaéndahanana kudu bisa kapindahkeun,
ari satia maksudna ulah méngpar tina rakitan wacana sumber.
Kaedah-kaedah narjamahkeun prosa:
1.
Mahaman eusi teks anu ditarjamahkeun (dima’naan)
2.
Merhatikeun galur carita
3.
Kudu luyu jeung eusi/amanat nu nulisna atawa paham kana maksud pangarang.
Kaedah-kaedah anu ngabedakeun dina narjmahkeun wangun
prosa jeung sajak :
1.
Narjamahkeun prosa mah itungannna kalimah per-kalimah sedengkeun dina
sajak mah kecap per-kecap ( leuwih bangga ).
2.
Dina narjamahkeun sajak henteu cukup modal kamampuh ngagunakeun basa
aslina tapi kudu weuruh kana basa sarta budaya hasil tarjamahnna.
3.
Anu narjamahkeun sajak mah kudu mibanda pangalaman kapenyairan,
pangalaman ngaracik kekecapan, pangalaman ngagunakeun metaphor, pangalaman ulin
jeung imaji, jeung pangalaman ngagunakeun diksi.
4.
Prosedur :
Langkah - langkah membuat Terjemahan
:
·
Menampilkan
contoh teks Terjemahan.
·
Membaca
dalam hati ( Ngilo ).
·
Pencarian
ide untuk tema Terjemahan dilakukan di awal atau dengan cara guru menentukan tema
Terjemahan untuk kemudian dibuat siswa.
·
Memahami
alur cerita ( prosa ) / isi dalam Puisi ( sajak ).
·
Menerjemahkan
sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
·
Membacakan
hasil Terjemahan sesuai dengan tata cara menyampaikan Terjemahan dan saling
koreksi dengan teman sebangku atau kelompok.
·
Mengkomunikasikan
hasil Terjemahan/ hasil suntingan Terjemahan orang lain.
E.
Metode
Pembelajaran
a. Pendekatan : Saintifik.
b. Model : Discovery Learning.
c. Teknik : Ceramah, Tanya jawab, Demonstrasi, Penugasan, dan Diskusi.
F.
Media
Pembelajaran
o Media
1. Laptop/ Notebook
2. Proyektor
3. Modem/ Wi-fi
4. Hand Phone
o Alat/ Bahan
1.
Teks Terjemahan
G.
Sumber
Belajar
1.Buku
Paket Siswa
2.Lembar
Kerja Siswa
3.Internet
H.
Kegiatan
Pembelajaran ( Pendahuluan,
Inti, Penutup )
1.
Pertemuan
ke-1
Kegiatan
|
Langkah-langkah
Pembelajaran
|
Alokasi
Waktu
|
Kompetensi Abad 21
|
Pendahuluan
|
a. Pendahuluan / Kegiatan
Awal
|
15 Menit
|
Character
Building
Critical
Thinking
|
Inti
|
b. Kegiatan Inti
·
Peserta didik
mengamati teks TERJEMAHAN dan membacanya dalam hati.
·
Guru mengamati dan menilai aktivitas siswa.
·
Siswa melakukan penilaian diri sendiri dan antar
teman.
·
Guru
memberikan kesempatan/ memancing siswa untuk bertanya.
·
Peserta
didik saling bertanya tentang hasil
pengamatan tentang teks TERJEMAHAN.
·
Peserta didik
dibagi dalam 4 kelompok ( disesuaikan dengan jumlah siswa ).
·
Peserta didik
dalam kelompok diminta untuk mengidentifikasi teks TERJEMAHAN.
·
Peserta didik
diminta menganalisis kaidah - kaidah menterjemahkan dalam kelompoknya.
·
Masing-masing
kelompok mencatat hasil temuannya.
·
Guru menilai sikap siswa dalam kerja kelompok dan
presentasi serta membimbing diskusi mereka serta siswa melakuka penilaian
diri dan antar teman.
·
Masing-masing
kelompok berdiskusi tentang kidah-kaidah TERJEMAHAN.
·
Guru membimbing dan menilai aktivitas peserta didik
dalam mengidentifikasi kidah-kaidah TERJEMAHAN.
·
Masing - masing
kelompok membacakan hasil diskusi mereka secara bergantian dengan bahasa yang
baik dan santun.
·
Guru melakukan penilaian sikap dan keterampilan
dalam berkomunikasi secara lisan.
|
60 Menit
|
·
Literacy
·
Critical Thinking
Critical
Thinking
Critical
Thinking
Colaboration
Comunication
Communication
Colaboration
Communication
|
Penutup
|
·
Guru bersama
peserta didik menyimpulkan tentang kaidah-kaidah TERJEMAHAN.
·
Guru bersama
peserta didik melakukan evaluasi dengan bertanya jawab.
·
Guru
memberikan tugas individu kepada peserta didik untuk membacai teks TERJEMAHAN
yang ada pada buku pegangan siswa untuk dierjemahkan dan di presentasikan di
depan kelas pada pertemuan berikutnya.
|
15 Menit
|
Communication
Colaboration
|
2.
Pertemuan
ke-2
Kegiatan
|
Langkah-langkah
Pembelajaran
|
Alokasi
Waktu
|
Kompetensi
Abad 21
|
Pendahuluan
|
·
Mengkondisikan
kelas yaitu mengawali pembelajaran dengan menyuruh perserta didik untuk
berdo’a kemudian mengabsen siswa
·
Menagih dan
mengingatkan tugas membaca teks TERJEMAHAN
·
Apersepsi
yaitu mengingatkan materi sebelumnya tentang kaidah-kaidah menterjemahkan
·
Menyampaikan
tujuan pembelajaran
|
15 Menit
|
Character
Building
|
Inti
|
·
Siswa mengamati dan membaca (ngilo) teks yang akan diterjemahkan.
·
Dua orang peserta didik diminta untuk memaparkan dan bertanya tentang
teks TERJEMAHAN yang dibacanya.
·
Setiap kelompok
diberi waktu 10 menit untuk memahami topik, alur, amanat dan isi teks yang
akan diterjemahkan.
·
Setiap kelompok
menerjemahkan teks dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Sunda atau
sebaliknya yang dibacanya sesuai dengan kaidah-kaidah menterjemahkan
·
Guru menilai sikap siswa dalam diskusi dengan teman
sebangkunya dan kemapuan menerapkan konsep serta prinsip dalam pemecahan
masalah dan keterampilan mencoba instruksi kerja serta siswa melakukan
penilaian diri dan antar teman
·
Antar peserta
didik dalam kelompoknya mendiskusikan penyajian dan kriteria penilaian saat
menampilkan TERJEMAHAN (waktu : 5 Menit)
·
Guru menilai kerjasama dan tanggung jawab peserta didik
dalam kegiatan diskusi antar teman kelompok serta siswa melakukan penilaian
diri dan antar teman.
·
Secara bergiliran
peserta didik/ wakil kelompok
menyajikan/ menampilkan hasil menterjemahkan teks Terjemahan di
depan kelas.
·
Peserta didik
lain mengamati penampilan temannya.
·
Salah seorang
peserta didik mengomentari dengan cara menyunting dan memperbaiki hasil
menterjemahkan kelompok lain
·
Guru
menilai kemampuan peserta didik dalam menyaji, menalar, dan hasil
interpretasi serta siswa melakukan penilaian diri dan antar teman.
|
60 Menit
|
Literacy
Critical
Thinking
Literacy
Colaboration
Colaboration
Colaboration
Communication
Creativity
Character
Building
(Menghargai
orang lain)
Communication
|
Penutup
|
·
Guru memberikan
komentar dan pujian kepada seluruh peserta didik.
·
Guru mengevaluasi
penampilan seluruh peserta didik
·
Guru dan siswa
menyimpulkan kegiatan pembelajaran
·
Guru menyampaikan
materi pertemuan selanjutnya dan menyuruh membawa Laptop/ Notebook bagi
yang memiliki.
·
Guru mengucapkan salam dan siswa
meresponnya.
|
15 Menit
|
Communication
Character
Building
|
I.
Penilaian
Jenis
|
Bentuk
|
Instrumen
|
Penilaian Proses Belajar
|
Observasi
|
Lembar Observasi
|
Penilaian Hasil Belajar
|
Tes Tulis
|
Soal Uraian
|
1.
Tes Tulis ( Uraian )
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Teknik Penilaian
|
Bentuk Penilaian
|
Instrumen
|
1.Mengamati TERJEMAHAN melalui kegiatan menyimak atau
membaca.
2.Menganalisis sebuah TERJEMAHAN.
3.Menyimpulkan kaidah-kaidah
yang terkait dalam TERJEMAHAN.
4.Menterjemahkan
kata, kalimat, dan paragraf pendek dari Bahasa Sunda ke dalam Bahasa
Indonesia dengan memperhatikan kaidah-kaidahnya.
5.Menyunting
dan memperbaiki teks Terjemahannya.
6.Membacakan
TERJEMAHAN yang dibuat.
|
Tes Tertulis
|
Tes Uraian
|
1. Naon anu dimaksud tarjamahan?
2. Kumaha cara-cara narjamahkeun anu bener?
3. Bacaan anu kumaha baé anu sok ditarjamahkeun téh?
4. Pék tarjamahkeun téks ieu di handap!
5. Pék bacakeun hasil tarjamahan hidep!
|
2.
Penilaian Keterampilan Menulis
Nama Siswa
|
Aspek yang dinilai
|
|||
Tata Basa
|
Ketepatan Menerjemahkan
|
Rasa Bahasa
|
Nilai
|
|
1.
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
|
5.
|
|
|
|
|
……..
|
|
|
|
|
3. Penilaian
Keterampilan Membaca
Nama Siswa
|
Aspek yang dinilai
|
|||
Lentong
|
Sikep
|
Gaya Maca
|
Ajen
|
|
1.
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
|
5.
|
|
|
|
|
……..
|
|
|
|
|
4. Lembar
Observasi
Nama
Siswa
|
Sikap yang Diamati
|
||||||
Santun
|
Disiplin
|
Jujur
|
Peduli
|
Semangat
|
Kerja Sama
|
Tanggung Jawab
|
|
1.
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
|
|
|
|
|
|
|
…….
|
|
|
|
|
|
|
|
Bandung, Juli
2017
Mengetahui:
Kepala Sekolah, Guru
Mata Pelajaran,
Drs.
Agus Setia Mulyadi Mega Rahayu,
S.Pd.
NIP. 1962081319841210001 NIP. -
LAMPIRAN
Maca Téks Tarjamahan
SAYA
dilahirkan di rumah peninggalan nenek moyang ibu, yang terletak di samping
balai desa Cibolérang, Jatiwangi, tapi sewaktu umur saya baru beberapa belas
bulan saya dibawa pindah ke rumah
kakek di kampung Pasuketan, sebab kakek membeli rumah di sana. Selanjutnya saya tinggal di sana hingga lulus Sekolah
Rakyat.
Hal saya dibawa
pindah ke Pasuketan penting diceritakan, sebab kalau saja
saya terus tinggal di rumah peninggalan nenek moyang ibu yang terletak di samping balaidesa, tentu kisah hidup saya akan
berbeda.
Desa Cibolérang
adalah salah satu di antara tiga desa yang membentuk kota kewedanaan (kini
kecamatan) Jatiwangi. Dua desa lainnya adalah desa Sutawangi dan Cicadas.
Sutawangi di tengah-tengah, Cicadas di sebelah barat, sedang Ciborélang di
sebelah timur. Kota Jatiwangi yang secara administratif termasuk ke dalam
wilayah kabupaten Majalengka, secara kultural terletak di daerah tapal batas
kultur Sunda dan (Jawa) Cirebon. Waktu itu, ada dua bahasa sehari-hari yang
digunakan oleh orang Jatiwangi, yakni bahasa Sunda dan bahasa (Jawa) Cirebon, tergantung
dari lingkungan sosial dan pekerjaan masing-masing.
Di sekitar balai
desa Cibolérang yang terletak di sebelah selatan jalan raya Cirebon-Bandung di
seberang pasar -disebut "Pasar Baru" karena pasar lama terletak di
depan balai desa Sutawangi- penduduk sehari-hari menggunakan bahasa Cirebon.
Orang Kaum (masjid terletak tepat di sebelah barat-laut desa, karena
sepelataran) berbicara dalam bahasa Cirebon. Demikian pula orang pasar
berbicara dalam bahasa Cirebon, meskipun penduduk yang tinggal di sebelah
utara, timur dan barat pasar -jadi, yang terletak di sebelah utara jalan raya
Bandung-Cirebon- kebanyakan menggunakan bahasa Sunda. Jadi, kalau saja
saya tetap tinggal di rumah peninggalan nenek moyang
ibu yang disebut Blok Salasa, tentu saya pun sehari-hari menggunakan bahasa
Cirebon...
Hasil Tarjamahan
Éta wacana nu diilo ku hidep
téh mangrupa tulisan asli dina bahasa Indonesia. Hasil tarjamahna kana basa
Sunda kapidangkeun ieu di handap. Ayeuna pék ku hidep lenyepan jeung titénan
éta Terjemahan téh, naha geus bener/sampurna atawa aya nu kurang?
KURING dilahirkeun di imah
titinggal karuhun ti indung, nu perenahna gigireun balédésa Ciborélang,
Jatiwangi, tapi waktu umur kuring kakara sawatara welas bulan kuring dibawa
pindah ka bumi Aki di Kampung Pasuketan, da Aki ngagaleuh bumi di dinya.
Saterusna kuring
matuh di dinya nepi ka anggeus Sakola Rayat.
Perkara dibawa pindah ka
Pasuketan téh penting dicaritakeun, sabab lamun kuring terus matuh di imah
titinggal karuhun ti indung nu ayana di gigireun balédésa téa, tanwandé lalakon
hirup kuring baris béda.
Désa Ciborélang téh salah
sahiji ti tilu désa nu ngawangun kota Kawadanan (ayeuna mah kacamatan)
Jatiwangi. Nu dua deui nyaéta désa Sutawangi jeung Cicadas. Sutawangi di
tengah, Cicadas beulah kuloneunana, Ciborélang wétaneunana. Kota Jatiwangi anu
sacara administrasi kaasup ka Kabupatén Majalengka téh, sacara kultural aya di
daérah tapel wates kultur Sunda jeung (Jawa) Cirebon. Harita, basa sapopoé anu
digunakeun ku urang Jatiwangi, aya dua, nyaéta basa Sunda jeung basa (Jawa)
Cirebon, gumantung ka lingkungan sosial jeung pagawean masing-masing.
Di sabudereun balédésa
Ciborélang anu perenahna kiduleun jalan raya Cirebon-Bandung di peuntaseun
pasar -disebut "Pasar Baru" da anu heubeul mah ayana di hareupeun
balédésa Sutawangi- jalma téh sapopoéna ngagunakeun basa Cirebon. Urang Kaum
(masjid perenahna kulon-kaléreun balédésa pisan, da sapalataran) nyaritana
ngagunakeun basa Cirebon. Kitu deui urang pasar nyararitana maké basa Cirebon,
sanajan ari anu caricing di kaléreun, wétaneun jeung kuloneun pasar mah -jadi
nu aya di sakaléreun jalan raya Bandung-Cirebon –réréana ngagunakeun basa Sunda
baé. Jadi, lamun kuring terus cicing di imah tuturunan ti karuhun indung nu
disebut Blok Salasa, tanwandé kuring gé
sapopoé téh ngagunakeun basa Cirebon...
·
Narjamahkeun Téks Bahasa Indonesia kana Basa Sunda
Naskah Bahasa Indonesia
|
Tarjamahan
|
Selama puluhan tahun berkecimpung
menyebarkan risalahnya, Kiai Gozali
tidak henti-hentinya menggunakan
bahasa Sunda. Beliau sering menyebut
bahasa Sunda dengan bahasa
“pedesaan”. Malah mengaku bangga
dirinya disebut “ulama pedesaan”.
Ulama yang setiap gerak-gerik
langkah serta ucapannya dimengerti
dan dipahami oleh masyarakat
pedesaan. Bahasanya tidak mulukmuluk,
tidak untuk gagah-gagahan
supaya memberi kesan hebat. Gaya
bahasa Kiai Gozali sangat plastis
dan realistis. Karena pemahamannya
terhadap psikologi massa, beliau
sangat konsisten dan menyadari
bahwa objek dakwah di Jawa Barat
lebih didominasi orang-orang yang
mengerti dan memahami bahasa
Sunda ....
|
|
·
Narjamahkeun Téks Basa Sunda kana Basa Indonesia
Naskah Bahasa Sunda
|
Tarjamahan
|
... Naon atuh bédana Harley jeung
Honda Tiger atawa motor nu sakelas
jeung Harley? Éta meureun sugan
pédah tarikna mapakan jamparing?
Bandel mesinna? Pédah kuat, wedel
jeung tambleg? Tambleg jeung kuat
samodél Témbok Cina? Bawirasa
teu kitu. Lebah macét mah angger
wé... ngarayap.
Meneran banna
kacugak paku, nya paling copélna
kudu wé didorong baé mah. Komo
lebah kapanasan jeung kaanginan mah
sarua, kana sirah matak jangar jeung
awak kudu dikerok, da asup angin.
Kitu deui lamun hujan, da angger
wé nu tumpakna matak.... mucicid.
Kabulusan. Atuh mun katabrak mobil
mengpengan mah moal henteu nu
tumpakna bakal ngajurahroh jeung
motorna dijamin...ringsek. ....
|
|
*****
Komentar
Posting Komentar